Raihlah Cita-cita setinggi Langit

Raihlah Cita-cita setinggi Langit

Selasa, 04 Desember 2018

UAS TIK

Nama: Lilia Kusuma Ningrum
NPM: 1501010067
Kelas: B

Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan tutorial tentang gogle class. Berikut langkah-langkahnya:

1. Membuat Akun Gogle Class
a. Masuk ke email yang sudah anda miliki. Klik segiempat titik-titik kanan atas. lalu klik "Gogle Class".

b. Lalu klik tanda "+" di kanan atas dan klik "Buat Kelas".
 
c. kemudian muncul perintah "ceklis" dan "lanjutkan"

d. Ketik nama kelas sesuai kebutuhan. Di sini saya membuat nama PAI Semester 7.

e. Kelas sudah selesai dibuat.

f. Untuk gabung ke kelas inipun sangatlah mudah yaitu dengan mengguanakan kode sudah bisa masuk grub kelas tersebut. Klik Setting pada kanan atas.

2. Cara Menggunakan Akun Gogle Kelas
Menurut saya cara menggunakan akun gogle kelas ini sama dengan cara menggunakan facebook pada umumnya, yaitu dengan mengshare tugas-tugas pada kolom yang sudah disediakan. Dan grub inipun sangat mudah untuk di akses. dan menurut saya lebih nyaman menggunakan ini dari pada di kirim ke alamat email satu persatu. Di gogle class ini juga mahasiswa mahasiswi bisa berkomentar sehingga mempermudah penyelesaian tugas ketika ada yang kurang paham. Cukup dengan klik "Tugas kelas" dan buat tugas. Tugas telah selesai di bagikan.

Demikian lah tutorial tentang gogle class. Semoga bermanfaat dan bisa diterapkan di dalam kelas anda. Sekian terima kasih.
Maaf apabila terdapat kesalahan kata.

UAS TIK

Nama: Lilia Kusuma Ningrum
NPM: 1501010067
Kelas: B

Disini saya akan membagikan tutorial tentang blog. Berikut langkah-langkahnya.
1. Buat account blog. 
a. Buka aplikasi goggle dan ketik "blog" lalu pilih "bloger.com".

  b. Masukan email dan kata sandi.

c. Blog sudah selesai di buat. Dan pada nama tampilan bisa di isi dengan nama anda. Lalu klik "Lanjutkan ke blogger".

 d. Setelah itu muncul tampilan seperti dibawah ini dan klik "Buat blog baru".

e. Tulis judul sesaui dengan kebutuhan, alamat di tulis dengan nama lengkap anda. Alamat ini akan menjadi alamat blogger anda nantinya. Lalu pilih tema sesuai dengan selera anda. dan klik "Buat blog".

f. Blog sudah selesai di buat. Inilah tampilan blog untuk mengedit blog.

g. Ini lah tampilan blog baru.
 
2. Cara merubah layout/tema. 
a. Klik "Tema" dan klik "Sesuaikan".

b. Pilih tema dan atur sesuai dengan selera anda. Lalu klik "terapkan ke blog" pada pojok kanan atas.


c. Tema sudah terganti. Dan alamat blog sesuai dengan yang di atas No. 5
.

3. Menambahkan efek musik pada blogger.
Disini saya menggunakan fitur SCM Player. Karena bagi saya fitur ini mudah untuk di gunakan tetapi fitur ini membutuhkan sinyal yang kuat. Apabila sinyalnya rendah maka musik tidak berputar bahkan playlist musik tidak keluar.

a. Serching di gogle untuk mencari SCM Playlist. Bisa di lihat saya memilih tulisan yang berwarna ungu.



b. Disini saya masuk ke fitur melalui blognya orang, karena saya tidak menemukan link yang langsung masuk ke fitur SCM Player nya. Lalu saya klik tulisan "klik disini" yang berwarna biru.

c. Beginilah tampilan SCM. Pilih tema playlistmu. Dan saya memilih warna merah untuk tampilan blog saya.

d. Selanjutnya klik "Edit Playlist". Masukan lagu dan link lagu. Anda bisa mendapatkan link lagu di Souncloud, MP3, dan Youtube.

e. Setelah selesai Klik "Configure setting". 
Auto Play. Pada saat orang yang mengunjungi blog anda, lagu dari SCM Player akan dimulai secara otomatis.
Shuffle Playback. Lagu yang dimainkan akan diacak secara random.
Default Volume. Volume dari SCM Player
Repeat Mode. Untuk mengatur pengulangan lagu
Placement of Player Bar. Terdapat 2 opsi yaitu Top (diatas) dan Bottom (dibawah), anda dapat memilih lokasi untuk memasang SCM Bar.
Show playlist by Default. Berfungsi untuk menunjukkan daftar lagu. 
Setelah selesai diatur klik "Done"


f. Copas link
  
 
g. Selanjutkan kembali ke dasbor blog klik "Tata Letak". Dan klik "tambahkan gedget".

h. Lalu klik "HTML/Javascript".


i. Masukan link yang sudah di copas tadi. lalu "Simpan" dan simpan setelan.

j. SCM playlis sudah terpasang. Punya saya tidak muncul karena ketika memasang Player sinyal rendah. Bisa dilihat pada tulisan di atas TUGAS TIK terdapat gambar kertas yang membentuk smile sedih itu seharusnya playlis nya.

Dan ini contoh blog saya yang berhasil terpasang. Bisa di lihat alamat email bloggernya: https://liliakusumaningrum.blogspot.com/

Demikian lah tutorial tentang blog. Semoga bermanfaat dan semangat terus untuk mencari ilmu. Dan maaf apabila ada salah kata.

Senin, 07 November 2016

STRUKTUR HADIS: SANAD, MATAN, DAN MUKHARRIJ (RAWI) DAN CONTOHNYA.


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Al-qur’an adalah petunjuk kehidupan semua umat islam. Tidak hanya al-qur’an saja tetapi umat muslim juga memerlukan penjelasan dalam menerapkan kebaikan di dunia dan diakhirat terutama dari perilaku baik Nabi Muhammad SAW yang merima wahyu. Penjelasan-penjelasannya bisa dari perbuatan dan pengucapannya yang akan diriwayatkan dan dibukukan, yaitu keilmuan islam yang disebut dengan hadis. Dengan demikian hadis ini menepati posisi kedua setelah Al-qur’an.
Hadis ini memang berbeda dari al-qur’an. Semua ayat-ayat Al-qur’an diturunkan secara mutawatir, tetapi pada hadis diriwayatkan dari perbuatan dan pengucapan maupun pernyataan atau pengakuan dari Nabi, Sahabat Nabi dan lain-lain.Dan hadis juga membutuhkan penelitian dengan cara mengetahui struktur hadis yaitu  matan, sanad, dan mukharrij (rawi), tiga unsur tersebut itulah terpenting dalam sebuah hadis Nabi.
Untuk itu dalam pembahasan makalah ini kami akam menyajiakan bahan diskusi kami yang berjudul: Struktur Hadis Sanad, Matan dan Mukharrij (Rawi). Kami akan memaparakan pengertian dari Sanad, Matan, dan Mukharrij beserta contohnya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Sanad dan berikan contohnya?
2.      Apa pengertian dari matan dan berikan contohnya?
3.      Apa pengertian dari mukharrij (rawi) dan berikan contonya?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Agar dapat mengetahui pengertian dari sanad dan contohnya.
2.      Dapat memahami pengertian dari matan dan contohnya.
3.      Dapat memahami pengertian dari mukharrij dan contonya.



BAB II
PEMBAHASAN


A.    SANAD
1.      Pengertian Sanad
Sanad menurut bahasa artinya “Sandaran”, atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran. Maksudnya adalah jalan yang bersambung sampai kepada matan, rawi-rawi yang meriwayatkan matan hadis dan menyampaikannya. Sanad dimulai dari rawi yang awal (sebelum pencatat hadis) dan berakhir pada ran sebelum Rasulullah SAW yaitu Sahabat. Dikatakan demikian, karena suatu hadis bersandar kepadanya. Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis, banyak ulama yang mengemukakan, diantaranya adalah:
a.       As-suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41, menulis:
اَ لإِخْبَارُعَنْ طَرِيْقِ الْمَتَنِ
“Berita tentang jalan matan”.
b.      Mammud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah
سِلْسِلَةُ الرِّجَا لَ الْمُوْصِلَةِ اِليَ الْمَتَنِ
“Silsilah para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis”.[1]

Di dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahi atau dhaifnya suatu hadis. Tidak sembarangan orang bisa meriwayatkan suatu hadis, hanya orang-orang tertentu saja itupun harus memenuhi syarat-syarat agar dapat meriwayatkan suatu hadis yaitu diantaranya: Para membawa hadis harus lah adil, taqwa, tidak fasid, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang tinggi. Sanadnya bersambung dari suatu periwat kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama maka sanadnya dinilai shahih. Tetapi apa bila dari salah satu persyartan tersebut orang itu fasid maka hadis itu disebut dhaif (palsu).

2.      Contoh Sanad
حَدَّثّنَا مُحَمَّدُبْنُ الْمُثَنَّى قَالَ:حَدَّثَنَا عَبْدُالْوَهَّا بِ الثَّقَفِى قَالَ حَدَّثَنَا أَيُّوْبُ عَنْء أَبِي قِلَ بَةَ عَنْ اَنَّسْ النَبِّى رسول الله عليه قَالض: (ثَلاَ ثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِوَجَدَحَلاَ وَةَالإِيْمَانِ: أَنْ يَكُوْنَ الله ورسو لُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّاسِوَاهًمَا,وَاَنْ يُحِبَّ الْمَرْأَلاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ, وُأَنْ يُكْرِهَ أَنْ يَعُوْدَفِى الكُفْرِكَمَا يَكْرَهُ أَنْ يَقْذِفَ فِى النَّا رِ) (رواهالبخارى)
“Telah memberitahu kepadaku Muhammad Ibn al-Mutsana, ia berkata: Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi mengabarkan kepadaku, ia berkata: Telah bercerita kepadaku Ayyub atas pemberitaan Abi Qilabah dari Anas dari Nabi SAW sabdanya: Tiga perkara, yang barang siapa mengamalkannya niscaya memperoleh kelezatan iman, yaitu: 1) Allah dan Rasul-Nya hendaknya dicintai daripada selainnya, 2) Kecintaan kepada seseorang, tidak lain karena Allah semata-mata, 3) Keengganan kembali kepada kekufuran, seperti keinginannya dicampakkan keneraka. (HR. Bukhari).[2]

Dari hadis diatas dapat dijelaskan:
1.      Matan hadinya dimulai dengan kata-kata tsalatsun sampai dengan an yuqdzafa finnar.
2.      Hadis diatas diterima Imam Bukhari melalui sanad-sanad.
a.       Muhammad Ibn Al-Mutsanna (Sanad pertama)
b.      Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi (Sanad kedua)
c.       Ayyub (Sanad ketiga)
d.      Abi Qilabah (Sanad keempat)
e.       Anas Ra (Sanat kelima), hingga sampai kepada Nabi SAW.
Dalam hal ini dapat pula dikatakan bahwa sabda Nabi SAW diatas disampaikan oleh:
a.       Anas Ra (Sebagai Rawi pertama)
b.      Abu Qilabah (Rawi kedua)
c.       Ayyub (Rawi ketiga)
d.      Ats-tsaqafi (Rawi keempat)
e.       Muhammad Ibnu Mutsanna (Rawi kelima)
f.       Hingga sampai Imam Bukhari sebagai rawi terakhir.
Sehinnga Imam Bukhari merupakan sanad pertama dan rawi terakhir bagi kita.[3]

B.     MATAN
1.      Pengertian Matan
Kata “Matan” atau “al-matn” menurut bahasa berarti ma irtafa’a min al-ardhi (tanah yang meninggi). Sedangkan menurut istilah adalah
a.       Menurut muhammad at-Thahan:
مَايَنْتَهِى إِلَيْهِ السَّنَذُمِنَ الْكَلاَمِ
“Suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”.
b.      Atau dengan redaksi lain menurut Ajjaj al-khatib
اَلْفاظُ الحَدِيْث اَلَّتِى تَتَقَوَّمُبِهَامَعَانِيْهِ
“Lafaz-lafaz hadis yang didalamnya mengandung makna-makna tertentu”.

Dari semua pengertian diatas menunjukkan, bahwa yang dimaksud dengan matan adalah materi atau lafaz hadis itu sendiri. Posisi matan dalam sebuah hadis amatlah penting karena dari matan tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari Sahabat Nabi tentang Nabi baik itu tentang syariat ataupun lainnya.[4]

2.      Contoh Matan
كنا نصلى مع رسوالله صلعم في شدةاكحر,فإذالم يستطع أحذناأن يمكن جبهته من الأرض فبسطثو به فسجدعليه
“Kami shalat bersama-sama Rasulullah SAW pada waktu udara sangt panas. Apabila salah seorang dari kami tak sanggup menekankan dahinya diatas tanah, maka ia bentangkan pakaiannya lantas sujud diatasnya”.[5]
Dari penjelasan hadis diatas dapat disimpulkan bahwa matan adalah tempat suatu berita atau materi baikm itu ucapan Nabi maupun Sahabat Nabi.

C.     Mukharrij (Rawi)
1.      Pengertian Mukharrij (rawi)
Mukharrij artinya yang mengeluarkan. Tiap-tiap orang yang mengeluarkan atau mencatat hadis. Mukharrij yaitu orang yang telah menukil atau mencatat sesuatu hadis pada kitabnya. Didalam Suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut.[6]

2.      Contoh Mukhariij
Pada hadis yang pertama di contoh sanad yang disebut dengan mukharrij pada nama bagian yang terakhir yaitu HR. Bukhari. Adapun contoh lain yaitu: Ibnu Malik, Mutafa’ Alaih, HR Abu Daud dan Majah, HR Tirmidzi dan lain-lain.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sanad adalah sandaran suatu hadis. Jalannya sanad bersambung sampai kepada matan, rawi-rawi, dari rawi yang pertama sampai kepada rawi yang terakhir yaitu Sahabat Nabi.
Matan adalah materi atau lafaz hadis yang mengandung makna. Posisi matan dalam hadis sangatlah penting karena dari matan tersebutlah adanya berita Nabi atau berita dari Sahabat Nabi tentang Nabi, baik itu tentang syariat ataupun lainnya.
Mukhrrij adalah orang yang mengeluarkan suatu hadis. Biasanya disebutkan pada bagian yang terakhir suatu hadis.





DAFTAR PUSTAKA


Solahudin Agus dan Suyadi Agus. 2008. Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Setia.
Tzzan Ahmad dan Nur Saifudin. 2011. Ulumul Hadis. Bandung: Buahbatu.
Suparta Munzier. 2013. Ilmu Hadis. Jakarta: Rajawali Press.



[1] Agus Solahudin, dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis (Pustaka Setia, 2008) hlm. 89
[2] Agus Solahudin, dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis (Pustaka Setia, 2008) hlm.89
[3] Munzier Saputra, Ilmu Hadis (Rajawali Press, 2013) hlm.45
[4] Munzier Saputra, Ilmu Hadis (Rajawali Press, 2013) hlm.46
[5] Ahmad Tzzan, dan Saifudin Nur, Ulumul Hadis (Buahbatu, 2011) hlm.20
[6] Munzier Saputra, Ilmu Hadis (Rajawali Press, 2013) hlm.47